KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari
mata kuliah Kewirausahaan dengan judul “ Wanita Wirausaha ”
Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Kewirausahaan kami Ibu Santi
Yunus, S.E., M.Si. yang telah memberikan kami tugas ini. Kami tentu
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Palu,
4 Februari 2019
Kelompok
1
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................1
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang......................................................................................3
1.2
Rumusan
Masalah............................................................................4
1.3
Manfaat
dan tujuan...........................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Dorongan R. A. Kartini..................................................................................................5
2.2 Skala
Mengukur Minat Wirausaha.................................................................................6
2.3 Fakto-fakto
yang penunjang/penghambat wanita wirausaha.........................................6
2.4 Perbedaan
wanita wirausaha dan pria wirausaha..........................................................7
2.5 Hal yang
perlu diperhatikan dalam memutuskanya menjadi seorang wirausaha.........8
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2
Saran..........................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Prihal mengenai wanita wirausaha mungkin bukan sekedar
membicarakan prosfek namun lebih kepada perang fsikologi dari diri wanita itu
sendiri, yang menyangkut pilihan hidup: antara Berkarier atau wirausaha
adalah 2 pilihan yang layak dipikirkan dalam perkembangan ekonomi dan bisnis
pada saat ini. Namun sebaiknya, tetapkan berdasarkan kemampuan agar tidak
mengorbankan kehidupan dan masa depan. Setiap orang pasti memiliki rencana
dalam hidupnya.
Salah satunya, tentang bagaimana ia akan menikmati
hari tua kelak. Alternatif yang bisa dipilih? Dengan mengumpulkan cukup
simpanan dana pensiun atau memiliki usaha sendiri yang cukup menghidupi.
Namun adakalanya, tidak perlu menunggu hari tua untuk memulai usaha
sendiri. Beberapa orang memutuskan untuk memiliki usaha sendiri ketika masih
diusia produktif. Mana yang lebih tepat?
Kesulitan
mendorong wirausaha wanita juga diakui oleh - Ikatan Wanita
Pengusaha Indonesia (Iwapi) Kabupaten Banyumas, menyatakan kesulitan mencetak
wirausaha dari kalangan wanita. Padahal, wirausaha itu mampu menekan angka
pengangguran dan urbanisasi pascalebaran.
"Jumlah
wirausaha wanita masih sedikit, terutama mereka yang berusia remaja," kata
Sekretaris Iwapi Banyumas, Sri Aningsih, siang tadi (2/9). Dia mengaku kesulitan yang dialami Iwapi mencetak
wirausaha muda dari kalangan wanita karena sebagian dari mereka tidak memiliki
jiwa wirausaha. "Mereka susah menjadi wirausaha kalau tidak memiliki
hasrat untuk berwirausaha," imbuh dia.
Padahal,
sambubg dia, Iwapi bekerjasama dengan Dinperindagkop kerap menggelar pelatihan
dan pembinaan tentang wirausaha. "Tapi tetap saja ilmu yang diperoleh
tidak dijalankan. Ini kembali lagi kepada individunya," katanya. Di Banyumas, para pengusaha wanita yang masuk pada
keanggotaan Iwapi jumlahnya mencapai ratusan orang. Dari jumlah itu sebagian
besar merupakan wanita yang sudah berkeluarga atau kalangan ibu-ibu. Sedangkan
dari kalangan remaja jumlahnya sangat sedikit.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengaruh dorongan R. A. Kartini dalam
pengembangan wirausaha khususnya wanita?
2.
Bagaimana skala mengukur minat wirausaha?
3.
Apa saja faktor penunjang/penghambat wanita wirausaha?
4.
Bagaimana perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha?
1.3 Manfaat
dan Tujuan
1.
Memberikan mahasiswa pemahaman baru
2.
Memahami
tentang apa dan bagaimana itu seorang wanita wirausaha
3.
Memenuhi
tugas matakuliah Kewirausahaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Dorongan R. A. Kartini
Wanita
berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini.
Diungkapkan oeh DR.Suparman Sumahamijaya(1980:96): Sesungguhnya ibu Kartini
telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun.
(sekitar tahun 1893). Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan ibu
Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan
judul Dor Duisternis Tot Licht,
hampir di setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya
pengembangan wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak,
karena dengan pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih
mampu untuk berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun,
berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat
ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun
1921oleh Charless Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise
Syimmers menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa
kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari
Amerika itu menyebutkan bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak
kenal lelah mencari terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu
tidak mendapat respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk
kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini
tidak bisa dilakukan oleh wanita).
Karya tulis
ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi
merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis,
Belgia, bahkan Amerika sejak 1921.
Semasa
dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan
keprihatinan, namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk
belajar sendiri. Bahkan belajar bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar
sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu kartini dengan cara
berprihatin mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan
suatu modal mengejar kemajuan.
Sekarang ini
sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Idonesia
sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan,
perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.
Kita jumpai
juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah
wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Semua bidang
usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang
selalu memperjuangkan hak emannsipasi.
2.2 Skala
Mengukur Minat Wirausaha
Dalam mengukur minat wirausaha kita dapat melakukan
wawancara dan interview dengan wanita pengusaha yang sudah berhasil. Pada
umumnya pengusaha terbuka terhadap orang yang ingin memperoleh pengetahuan dari
pengalamannya. Walaupun umumnya para pengusaha ini orang-orang yang sibuk namun
mereka akan selalu menyediakan waktu bagi siapa saja yang ingin memperoleh
informasi.
Pada umumnya orang terdorong membuka usaha sendiri ,
karena faktor berikut:
1. Membuka kesempatan untuk memperoleh
keuntungan,
2. Memenuhi minat dan keinginan
pribadi,
3. Terbuka kesempatan untuk menjadi
bos,
4. Adanya kebebasan dalam manajemen.
2.3 Fakto-fakto
yang penunjang/penghambat wanita wirausaha
A. Faktor yang menunjang:
·
Naluri
kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga
keharmonisan, kerja sama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupa
usaha.
·
Mendidik
angota keluarga agar berhasil dikemudian hari dapat dikembangkan dalam personel
manajemen perusahaan.
·
Adat
istiadat, contohnya di Bali dan sumatera Barat, dimana wanita memiliki peranan
dalam mengatur ekonomi rumah tangga.
·
Lingkungan
kebutuhan hidup atau home industri seperti menjahit, menyulam, membuat kue,
aneka masakan, kosmetik mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan
komonditi tersebut.
·
Majunya
dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir, menjadi
pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Karakteristik
Entrepreneur :
1. Memiliki disiplin tinggi,
2. Selalu awas terhadap tujuan yang
hendak dicapai,
3. Selalu mendengarkan rasa intuisinya,
4. Sopan pada orang lain,
5. Mau belajar apa saja yang memudahkan
ia mencapai tujuan,
6. Mau belajar dari kesalahan,
7. Selalu mencari peluang baru,
8. Memiliki ambisi, berfikir positif,
9. Senang menghadapi resiko dengan
membuat perhitungan yang matang sebelumnya.
B. Faktor-faktor yang menghambat
·
Faktor
kodrat kewanitaan, misal hamil dan menyusui.
·
Faktor
sosial budaya, adat istiadat.. Maksudya yaitu seorang wanita sangat
bertanggung jawab penuh dengan urusan rumah tangga. Bila suami sakit atau anak sakit, ia
harus memberikan perawatan yang intensif.
·
Faktor
emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga merugikan, yaitu
jika ia marah akan kehilangan rasionalnya.
·
Sifat
pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga akan berpengaruh
terhadap keuangan perusahaan. Kadang-kadangwanita pengusaha agak sulit dalam
mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi.
2.4
Perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha
1. Wanita pengusaha dimotivasi untuk
membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustasi dalam pekerjaannya
sebelumnya.
2. Dalam hal perodalan bisnis, pria
pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal, sedangklan wanita usaha
memperoleh modal dari tabungan, modal pribadi dan pinjaman pribadi. Agak sulit
wanita pengusaha memperoleh pinjaman dari perbankkan dari kaum pria.
3. Mengenai
karakteristik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan vleksibel,
realistik dan keatif, antusias dan energik dan mampu berhubungan dengan
lingkungan masyarakat dan memiliki medium level of self confidence, kaum pria
top self confidence atau lebih tinggi dari kebanyakan kaum wanit
4. Usia memulai usaha pria rata-rata
umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45
5. Kerabat yang menunjang para
pengusaha wanita adalah keluarganya, suami dan kelompok-kelompok pergaulannya
serta organisasi wanita.
6. Bentuk bisnis yang dibuka pada pria
pengusaha lebih banyak ragamnya, akan tetapi pada wanita pengusaha kebanyakan
berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan publik realitionsif.
2.5 Hal
yang perlu diperhatikan dalam memutuskanya menjadi seorang wirausaha:
Perencana
keuangan dari
Finansial Consulting, agar tidak terjerumus pada keputusan yang kurang tepat
sebelum memutuskan mengakhiri karir dan memulai usaha sendiri.
1. Baca Peluang
Pada
dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarier atau wirausaha, bukan
sekadar peluang. Peluang itu akan selalu ada. Tapi yang paling penting untuk
diperhatikan adalah apakah peluang itu bisa menjadi prospek yang bagus untuk
masa depan kita?
Pahami jika
ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Semua pilihan pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Cara terbaik
mengetahui pilihan yang tepat adalah dengan membuat pertimbangan peluang bisa
memberikan prospek yang bagus bagi diri kita ke depan. Bila prospeknya bagus
dan hal itu bisa terjadi, maka apapun pilihannya takkan jadi masalah.
2. Fokus pada
Tujuan
Sebelum
memilih untuk berwirausaha, pahami bila pada setiap usaha pasti akan mengalami
masa sulit. Tanamkan dalam pemikiran, usaha adalah proses. Di dalam proses
tersebut, selalu ada saat yang bagus namun ada juga yang tidak bagus.
Apabila
datang masa yang sulit, cobalah ingat kembali jika salah satu alasan memilih
berwirausaha, karena prospeknya ke depan kita nilai lebih menjanjikan. Paling
tidak akan lebih baik dari kondisi saat ini.
Hal penting
lain yang patut dicatat, selalu fokus pada tujuan di masa depan. Mungkin akan
selalu ada goncangan kecil dalam perjalanan mencapai tujuan, tapi jangan sampai
menghancurkan keyakinan. Apalagi hingga menghilangkan harapan pada tujuan di
depan.
3. Bisa Kapan
Saja
Pilihan
berwirausaha sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Apakah ketika masih di usia
produktif, maupun ketika sudah memasuki masa pensiun. Prinsipnya bila merasa
pilihan dan peluang yang diberikan bisa mendatangkan prospek bagus, mengapa
tidak? Prospek yang baik ini bukan hanya dilihat dari kekayaan atau
kesejahteraan yang bisa dicapai, namun juga memberikan aktualisasi diri.
Mengenai
penentuan kapan berwirausaha dapat dimulai, lebih cepat dimulai tentu lebih
baik. Ingat, wirausaha adalah sebuah proses, bukan seperti bekerja dan menerima
gaji secara langsung setelah 1 bulan kita menerima pekerjaan. Hasilnya baru
akan dipetik setelah usaha membuahkan hasil dan keberhasilan itu datang tidak
dapat diprediksi. Bisa cepat, bisa juga lambat. Tergantung bagaimana seseorang
menjalani proses tersebut.
4. Asuransi
Usaha
Semua
kegiatan pasti ada risikonya, termasuk juga usaha. Dan, saat ini, Anda dapat
memilih menanggung risiko itu sendirian dengan kekayaan pribadi, atau dengan
meletakkan risiko tersebut ke orang lain dengan asuransi.
Memang, pada dasarnya usaha tidak
dapat diasuransikan, namun aset usaha sangat bisa diasuransikan.
Aset usaha
berupa tempat usaha, barang dagangan, atau jenis aset lainnya, masih bisa
diasuransikan. Caranya, dengan menghubungi perusahaan asuransi kerugian.
Bersama mereka, dapat dihitung berapa besaran aset yang dapat diasuransikan.
Selain itu, konsultasikan mengenai produk yang paling sesuai dengan risiko yang
paling mungkin terjadi terhadap usaha.
5. Kesungguhan
dan Disiplin
Sebelum
memulai berwirausaha, pastinya akan ada pertanyaan besar yang mengganjal:
“Berapa besar modal yang harus dikumpulkan untuk bisa memulai usaha baru?”
Sebenarnya
tidak ada patokan berapa besar modal uang yang dibutuhkan, tapi yang paling
utama adalah modal kesungguhan dan disiplin menjalani proses. Namun, tidak
mungkin bisa menjalankan usaha tanpa ada uang sama sekali. Tetap dibutuhkan
perhitungan modal sebelum menjalankan usaha.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekarang ini dibalik kemajuan ekonomi dan bisnis,
dunia usaha kembali menjadi sorotan karena kompleksitas kebutuhan adalah
tuntutan yang harus segera di penuhi oleh usaha-usaha dalam mengagkat
perekonomian nasional baik berupa pendapatan perkapital (middle income) maupun
menyediakan lapangan kerja.
Sudah banyak kemajuan kita lihat dari berbagai bidang.
Wanita-wanita indonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti di bidang
kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan, keuangan dan perbankan. Kita
jumpai pula dalam bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah wanita
pengusaha, yang mendirikan wanita yang berwirausaha. Mereka mendirikan asosiasi
, yaitu Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia (IWAPI)
3.2 Saran
Dalam memulai suatu usaha atau
bisnis kita harus punya tekat yang kuat, dan tentunya kemampuan dalam hal
materi, atau modal yang cukup dalam berbisnis. Terkhusus bagi wanita, janganlah
kita takut atau ragu dalam berbisnis. Tetap tanamkan karakteristik kepribadian wanita pengusaha yang mempunyai sifat toleransi dan vleksibel, realistik dan
keatif, antusias dan energik dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat
dan memiliki medium level of self confidence.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari.
2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
HAI
ReplyDeleteAYU COMEL
ReplyDeleteMakasih sangat membantu
ReplyDeleteiya.
Deleteterimakasih Ammisha, telah membantu mengingatkan kami semua. semoga Ammisha sekeluarga selalu dalam lindungan Allah
ReplyDeleteThanks infonya menarik bgt. Yang ga kalah penting sih menurut saya, wanita itu juga harus hebat dalam hal keuangan. Wanita harus bisa mandiri secara finansial. Caranya bagaimana? Cek di sini ya: Wanita, lakukan ini kalau mau mandiri secara finansial
ReplyDeleteterimakasih atas penjelasannya kak, sukses selalu kak :))
ReplyDelete